Makalah Patofisiologi
Segitiga Epidemiologi dalam Penyakit
Penyusun:
Angelia
Travana Susanto
NIM:
134531200112
Program
Studi DIII Analis Kesehatan
Politeknik
Unggulan Kalimantan
Banjarmasin
2021
DAFTAR
ISI
2.1 Pengertian Segitiga Epidemiologi
2.3 Proses Terjadinya Penyakit
2.4 Interaksi Segitiga Epidemiologi
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Segitiga Epidemiologi dalam Penyakit”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Patofisiologi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang penyakit
menular bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ners. Husin, S.Kep., MPH, selaku dosen mata kuliah
Patofisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Banjarmasin, 16 Maret 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap
berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi mengatasi
kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit. Pengertian Epidemiologi
menurut asal kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti pada atau
tentang, Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir adalah Logos yang
berarti ilmu pengetahuan. Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini adalah ilmu yang
mempelajari tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinan masalah
kesehatan pada sekelompok orang atau masyarakat serta determinasinya (faktor-faktor
yang mempengaruhinya).
Penyakit menular timbul akibat dari beroperasinya
berbagai faktor baik dari agen, induk semang atau lingkungan. Bentuk ini
tergambar di dalam istilah yang dikenal luas dewasa ini. Yaitu penyebab majemuk
(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single
causation). Di dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai
timbulnya penyakit, mereka telah melakukan eksperimen terkendali untuk menguji
sampai dimana penyakit itu bisa dicegah sehingga dapat meningkat taraf hidup
penderita.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan segitiga
epidemiologi?
1.2.2 Apa saja faktor
terjadinya penyakit menular?
1.2.3 Bagaimana proses
terjadinya penyakit?
1.2.4 Bagaimana interaksi
segitiga epidemiologi?
1.3.1 Mendeskripsikan
pengertian segitiga epidemiologi
1.3.2 Mendeskripsikan
faktor terjadinya penyakit menular.
1.3.3 Menjelaskan
proses terjadinya penyakit
1.3.4 Menjelaskan
interaksi segitiga epidemiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Segitiga
Epidemiologi
Segitiga epidemiologi
(trias epidemiologi) merupakan konsep dasar dalam epidemiologi yang
menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan. Hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan
secara sederhana sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada satu sisi
dan pejamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya (Widoyono,
2011).
Model tradisional
epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang dikemukakan oleh John Gordon dan
La Richt (1950) yang menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada
manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama host (pejamu), agent (agen),
dan environment (lingkungan). Gordon berpendapat bahwa :
a. Penyakit timbul karena
ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host).
b. Keadaan keseimbangan
bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host (baik
individu/kelompok).
c. Karakteristik agent dan host akan
mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada
keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan
biologis).
Pejamu (host) adalah semua faktor
yang terdapat pada manusia yang dapat memengaruhi timbulnya suatu perjalanan
penyakit (Rajab, 2009). Hal yang perlu diketahui tentang pejamu meliputi
karakteristik gizi atau daya tahan, pertahanan tubuh, higiene pribadi, gejala
dan tanda penyakit, dan pengobatan.
Bibit penyakit (agent) adalah suatu
subtansi tertentu yang keberadannnya atau ketidakberadannya diikuti kontak
efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit atau memengaruhi perjalanan
suatu penyakit (Rajab, 2009). gen penyebab penyakit terdiri dari
bahan kimia, mekanik, stres (psikologis), atau biologis. Penyakit menular
biasanya disebabkan oleh agen biologis seperti infeksi bakteri, virus, parasit,
atau jamur.
Environment (lingkungan) adalah segala
sesuatu yang berada disekitar manusia yang memengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia(Rajab, 2009). Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
→Lingkungan fisik terdiri dari:
a. Keadaan Geografis
Keadaan geografis, seperti ketinggian,
persawahan,dll mempengaruhi penularan penyakit. Pada dataran tinggi memiliki
kadar oksigen yang rendah dan temperatur suhu yang lebih tinggi daripada di
dataran rendah. Lingkungan persawahan juga bisa dihubungkan dengan
penyakit yang ditularkan oleh cacing, parasit, dan nyamuk.
b. Kelembaban Udara
Sebagian besar vektor penular penyakit dan
agen penyebab penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembab.
c. Temperatur
Di negara tropis, temperatur yang lebih rendah lebih disukai
oleh vektor dan agen penyebab penyakit dibandingkan temperatur tinggi.
Pada temperatur 40-50°C atau 10-20°C, mikroba mengalami pertumbuhan yang
lambat karena pertumbuhan optimal mikroba terjadi pada temperatur 20-40°C. Pada
temperatur di bawah 0°C tidak ada pertumbuhan mikroba. Sebagian besar bakteri
mati pada temperatur 80-90° kecuali bakteri berspora yang akan mati pada
temperatur 100°C.
d. Lingkungan Tempat
Tinggal
Sanitasi lingkungan perumahan sangat
berkaitan dengan penularan penyakit. Salah satunya kebersihan perairan baik air
minum maupun perpipaan. Semua sumber tersebut harus memenuhi syarat
kesehatan air minum, yaitu kadar E. Coli nol atau negatif. Sumur gali misalnya,
harus berjarak minimal 10m dari septic tank.
→Lingkungan nonfisik meliputi sosial (Pendidikan dan pekerjaan), budaya
(adat, kebiasaan turun-menurun), ekonomi (kebijakan mikro dan kebijakan lokal),
dan politik (suksesi kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan pencegahan dan
penanggulangan suatu penyakit).
2.3
Proses Terjadinya Penyakit
Timbulnya penyakit terjadi akibat ketidak seimbangan ketiga faktor
tersebut. Hubungan ketiga faktor ini dapat menjelaskan kondisi yang dialami
oleh manusia meliputi:
1) Interaksi pertama dikatakan berada pada
equilibrium (keseimbangan antara, Host, Agent, dan Environtment), individu
dalam kondisi ini dapat disebut sehat.
2) Agen memperoleh Kemudahan Menimbulkan
Penyakit. Interaksi ini dapat dikatakan bahwa agen mendapat kemudahan untuk
menimbulkan penyakit pada host. Contohnya ada mutasi virus influenza
sehingga muncul jenis yang baru seperti flu burung (H5N1) atau Flu Babi (H1N1)
dimana masyarakat belum memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus
tersebut. Agen memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit miring
kearah agen.
3) Host Peka Terhadap Agent pada kondisi ini interaksi ketiga host lebih peka terhadap agent. Host memberatkan
keseimbangan sehingga pengungkit miring ke arah host. Contoh apabila
disuatu daerah yang penduduk berusia balita besar, maka sebagian besar populasi
rentan terkena penyakit.
4) Terjadi Pergeseran Lingkungan yang
Menyebabkan Agen Mendapat Kemudahan Menimbulkan Penyakit Interaksi. ini terjadi
pergeseran lingkungan, sehingga memudahkan agen memasuki tubuh host dan
menimbulkan penyakit. Contohnya ketika banjir air kotor mengandung kuman (Agen)
yang kontak dengan Masyarakat (Host), sehingga agen lebih mudah menimbulkan
penyakit.
5) Terjadinya Pergeseran Lingkungan yang
menyebabkan host peka terhadap penyakit. Interaksi ini terjadi karena adanya
pergeseran kuliatas lingkungan sehingga host memberatkan keseimbangan.(host
peka terhadap agent). Contoh terjadi pencemaran udara dengan SO2 yang
menyebabkan saluran udara paru menyempit (agar tidak banyak racun), namun
mengkibatkan sehingga paru-paru kekurangan oksigen sehingga host jadi lemah dan
timbul kelainan paru.
2.4
Interaksi Segitiga Epidemiologi
Menurut Sumampouw (2015), ada 5 interaksi antara penjamu, bibit penyakit
dan lingkungan:
Dalam model ini penjamu dalam keadaan sehat karena timbangan dalam keadaan
seimbang hasil dari interaksi bibit penyakit, penjamu dan lingkungan.
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana bibit penyakit
menjadi lebih berat, dimana bibit penyakit mendapat kemudahan menyebabkan
penyakit sehingga penjamu menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu
terjadinya mutasi bibit penyakit
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi lebih
berat, dimana penjamu menjadi lebih peka terhadap penyakit sehingga penjamu
menjadi sakit. Contoh keadaan ini yaitu banyaknya populasi balita dimana balita
masih peka terhadap penyakit sehingga populasi tersebut rentan terhadap bibit
penyakit.

Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana terjadi pergeseran
lingkungan yang memudahkan bibit penyakit masuk ke penjamu sehingga penjamu
menjadi sakit. Contoh keadaan ini yaitu terjadinya perubahan iklim global yang
menyebabkan mutasi gen dari bibit penyakit dan populasi masyarakat peka
terhadap penyakit. Selain itu, terjadinya banjir menyebabkan penyakit akibat
banjir seperti penyakit kulit dan leptosiprosis mudah terkena pada
populasi.
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi
sangat peka terhadap bibit penyakit sehingga penjamu menjadi sakit. Salah satu
contoh keadaan ini yaitu adanya pencemaran udara yang menyebabkan gangguan pada
tubuh seperti kurangnya oksigen, penyempitan saluran udara ke paru-paru karena
sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan jantung lemah dan pada akhirnya gagal
jantung.
BAB III PENUTUP
3.1.1
Segitiga epidemiologi (trias epidemiologi) adalah
konsep dasar yang menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang berperan
dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
3.1.2
Faktor terjadinya penyakit menular diantaranya, Host,
Agent, dan Environment.
3.1.3
Proses terjadinya penyakit diawali dengan kondisi host
agent dan environment yang seimbang atau disebut sehat, kemudian agen memperoleh kemudahan menimbulkan
penyakit, host peka terhadap agent, terjadi pergeseran lingkungan yang
menyebabkan agen mendapat kemudahan menimbulkan penyakit, terjadinya pergeseran
lingkungan yang menyebabkan host peka terhadap penyakit.
3.1.4
Terdapat 5 model interaksi segitiga epidemiologi menurut Sumampouw.
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi, karena kami adalah umat manusia yang tak luput dari kesalahan.
sangat bermanfaat kak ^^
BalasHapusGambar nya kalo bisa diberi penomoran.
BalasHapusBiar bisa dimasukan ke daftar isi / daftar gambar.